Meskipun teknologi mobil hybrid ini sudah lama di kembangkan, namun populasi dan penjualannya di Indonesia sendiri terbilang masih cukup rendah. Mobil-mobil konvensional terbilang masih merajai hampir diseluruh jalanan yang ada di Indonesia.
Namun begitu, seiring dengan meningkatnya kesadaran produsen mobil untuk menciptakan mobil-mobil yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien dalam penggunaannya, maka perkembangan mobil hybrid pun juga terus mengalami peningkatan.
Tak berbeda dengan negara berkembang lainnya di Asia Tengara, mobil-mobil hybrid kini marak dihadirkan ke pasar otomotif di Indonesia. Sampai artikel ini di tulis, setidaknya ada 8 mobil hybrid di indonesia yang kini mulai diperjual belikan dan mulai marak gaungnya sebagai kendaraan yang lebih baik dibanding dengan mobil konvensional.
Nah, pada artikel kali ini, ombro akan berbagi informasi terkait perbedaan mobil hybrid dengan konvensional. Simak info perbedaan mobil hybrid dengan konvensional dibawah ini...
Sesuai namanya, mobil hybrid menggunakan dua atau lebih sumber tenaga untuk menggerakkan roda mobil. Pertama, menggunakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) yang prinsip kerja dan komponennya sama seperti mesin yang digunakan pada mesin mobil konvensional. Kedua, mobil hybrid juga menggunakan motor listrik yang juga dapat difungsikan untuk menggerakkan roda mobil.
Kedua sumber tenaga tersebut dapat bekerja secara individual ataupun bekerja secara bersama-sama untuk menggerakkan roda mobil guna mencapai tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar serta tetap mempertahankan performa yang paling optimal.
Sedangkan pada mobil konvensional hanya terdapat satu sumber tenaga saja. Ya, mobil konvensional hanya menggunakan mesin pembakaran dalam (ICE) untuk dapat mengerakkan roda mobil. Seluruh beban torsi dan kecepatan putaran roda seluruhnya ditanggung dan digerakkan oleh mesin ICE tersebut sehingga dalam penggunaannya, mesin ICE tersebut harus terus menerus bekerja selama digunakan untuk memutar roda mobil.
Karena mobil hybrid menggunakan dua buah sumber tenaga yang berbeda dan bisa dilakukan secara otomatis sesuai dengan situasi dan penggunaanya di jalan, mobil hybrid menghasilkan jumlah emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil konvensional. Akibatnya, mobil hybrid lebih dikenal sebagai mobil yang ramah lingkungan.
Ya, pada saat-saat tertentu, mobil hybrid dapat mematikan mesin ICE-nya secara otomatis dan menggunakan motor listrik untuk memenuhi kebutuhan tenaga saat memutar roda mobil. Ini artinya, tidak ada proses pembakaran di mesin yang akan menghasilkan gas buang pada mobil hybrid namun mobil masih tetap dapat melaju dan bergerak dengan menggunakan motor listrik.
Hal ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan mobil konvensional yang terus menerus membutuhkan proses pembakaran untuk menghasilkan tenaga guna memutar roda mobil. Efeknya emisi gas buang akan selalu ada selama mesin hidup dan dikendarai.
Selain itu, penggunaan motor listrik pada mobil hybrid serta sistem otomatis untuk mematikan mesin ICE juga turut memberikan dampak besar bagi jumlah konsumsi bahan bakar yang digunakan. Dari beberapa lansiran yang ombro rangkum, jumlah konsumsi bahan bakar pada mobil hybrid bisa menghemat hampir 50% bahan bakar yang digunakan jika dibandingkan dengan mobil konvensional untuk menempuh jarak yang sama.
Perbedaan teknologi antara mobil hybrid dengan mobil konvensional jelas akan terlihat. Hal ini dikarenakan pada mobil hybrid memiliki dua sumber tenaga yang perlu diatur sedemikian rupa agar kedua sumber tenaga tersebut bisa bekerja secara optimal.
Jika pada mobil konvensional, teknologi yang digunakan hanya berfokus pada mesin ICE-nya saja, maka pada mobil hybrid diperlukan fokus yang sama pada energi listrik yang dimanfaatkan untuk menggerakkan roda. Kontrol dan pengaturan ini dilakukan oleh komponen Power Control Unit yang akan mengatur kapan mesin ICE bekerja dan kapan Motor listrik bekerja.
Untuk mesin ICE tentunya sama dengan mobl konvensional, namun untuk motor listrik ada beberapa komponen tambahan yang tentunya juga membutuhkan pengaturan dan space lebih agar bisa ditampung dalam satu mobil.
Oleh karenanya, pada mobil hybrid kita tidak hanya akan menemukan tangki bahan bakar untuk mesin ICE-nya saja. Disini, kita juga akan menemukan battery berkapasitas besar yang digunakan untuk menampung listrik untuk digunakan kembali saat motor listrik memutar roda mobil.
Baca juga :
Mobil hybrid bisa bergerak dan melaju hanya dengan menggunakan motor listrik saja. Disaat yang sama mesin ICE pada mobil hybrid bisa di nonaktifkan. Hal ini tentunya tidak saja berdampak pada konsumsi bahan bakar, melainkan juga pada karakterisktik penggunaan kendaraan. Salah satunya adalah noise / suara berisik yang dihasilkan.
Untuk hal yang satu ini, mobil hybrid bisa menjadi lebih senyap dan lebih halus suaranya jika dibandingkan dengan mobil konnvensional saat dikendarai.
Untuk saat ini, mobil hybrid memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan mobil konvensional untuk tipe yang sama. Salah satu alasannya adalah mahalnya komponen battery yang digunakan untuk mobil hybrid, belum lagi penambahan generator, motor listrik, power control unit untuk pegatur dan tenaga penggeraknya.
Bayangkan saja, untuk sebuah battery mobil hybrid, bisa dibandrol dengan harga tidak kurang dari 100 juta. Terlebih, jika model battery yang digunakan adalah tipe Lithium-ion battery yang dalam kapasitas besar bisa berharga lebih dari 150 juta.
Oleh karena itu, untuk saat ini, harga mobil yang ditawarkan untuk sebuah mobil hybrid akan lebih mahal dibanding dengan mobil konvensional dengan tipe yang sama.
Nah, demikianlah artikel tentang perbedaan mobil hybrid dengan konvensional yang bisa ombro sampaikan, semoga artikel ini bisa menambah wawasan sobat sekalian.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Info-Otomotif
Namun begitu, seiring dengan meningkatnya kesadaran produsen mobil untuk menciptakan mobil-mobil yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien dalam penggunaannya, maka perkembangan mobil hybrid pun juga terus mengalami peningkatan.
Tak berbeda dengan negara berkembang lainnya di Asia Tengara, mobil-mobil hybrid kini marak dihadirkan ke pasar otomotif di Indonesia. Sampai artikel ini di tulis, setidaknya ada 8 mobil hybrid di indonesia yang kini mulai diperjual belikan dan mulai marak gaungnya sebagai kendaraan yang lebih baik dibanding dengan mobil konvensional.
Nah, pada artikel kali ini, ombro akan berbagi informasi terkait perbedaan mobil hybrid dengan konvensional. Simak info perbedaan mobil hybrid dengan konvensional dibawah ini...
1. Perbedaan pada sumber tenaga penggerak
Sesuai namanya, mobil hybrid menggunakan dua atau lebih sumber tenaga untuk menggerakkan roda mobil. Pertama, menggunakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) yang prinsip kerja dan komponennya sama seperti mesin yang digunakan pada mesin mobil konvensional. Kedua, mobil hybrid juga menggunakan motor listrik yang juga dapat difungsikan untuk menggerakkan roda mobil.
Kedua sumber tenaga tersebut dapat bekerja secara individual ataupun bekerja secara bersama-sama untuk menggerakkan roda mobil guna mencapai tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar serta tetap mempertahankan performa yang paling optimal.
Sedangkan pada mobil konvensional hanya terdapat satu sumber tenaga saja. Ya, mobil konvensional hanya menggunakan mesin pembakaran dalam (ICE) untuk dapat mengerakkan roda mobil. Seluruh beban torsi dan kecepatan putaran roda seluruhnya ditanggung dan digerakkan oleh mesin ICE tersebut sehingga dalam penggunaannya, mesin ICE tersebut harus terus menerus bekerja selama digunakan untuk memutar roda mobil.
2. Perbedaan pada jumlah konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang
Karena mobil hybrid menggunakan dua buah sumber tenaga yang berbeda dan bisa dilakukan secara otomatis sesuai dengan situasi dan penggunaanya di jalan, mobil hybrid menghasilkan jumlah emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil konvensional. Akibatnya, mobil hybrid lebih dikenal sebagai mobil yang ramah lingkungan.
Ya, pada saat-saat tertentu, mobil hybrid dapat mematikan mesin ICE-nya secara otomatis dan menggunakan motor listrik untuk memenuhi kebutuhan tenaga saat memutar roda mobil. Ini artinya, tidak ada proses pembakaran di mesin yang akan menghasilkan gas buang pada mobil hybrid namun mobil masih tetap dapat melaju dan bergerak dengan menggunakan motor listrik.
Hal ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan mobil konvensional yang terus menerus membutuhkan proses pembakaran untuk menghasilkan tenaga guna memutar roda mobil. Efeknya emisi gas buang akan selalu ada selama mesin hidup dan dikendarai.
Selain itu, penggunaan motor listrik pada mobil hybrid serta sistem otomatis untuk mematikan mesin ICE juga turut memberikan dampak besar bagi jumlah konsumsi bahan bakar yang digunakan. Dari beberapa lansiran yang ombro rangkum, jumlah konsumsi bahan bakar pada mobil hybrid bisa menghemat hampir 50% bahan bakar yang digunakan jika dibandingkan dengan mobil konvensional untuk menempuh jarak yang sama.
3. Perbedaan pada teknologi yang digunakan
Perbedaan teknologi antara mobil hybrid dengan mobil konvensional jelas akan terlihat. Hal ini dikarenakan pada mobil hybrid memiliki dua sumber tenaga yang perlu diatur sedemikian rupa agar kedua sumber tenaga tersebut bisa bekerja secara optimal.
Jika pada mobil konvensional, teknologi yang digunakan hanya berfokus pada mesin ICE-nya saja, maka pada mobil hybrid diperlukan fokus yang sama pada energi listrik yang dimanfaatkan untuk menggerakkan roda. Kontrol dan pengaturan ini dilakukan oleh komponen Power Control Unit yang akan mengatur kapan mesin ICE bekerja dan kapan Motor listrik bekerja.
Untuk mesin ICE tentunya sama dengan mobl konvensional, namun untuk motor listrik ada beberapa komponen tambahan yang tentunya juga membutuhkan pengaturan dan space lebih agar bisa ditampung dalam satu mobil.
Oleh karenanya, pada mobil hybrid kita tidak hanya akan menemukan tangki bahan bakar untuk mesin ICE-nya saja. Disini, kita juga akan menemukan battery berkapasitas besar yang digunakan untuk menampung listrik untuk digunakan kembali saat motor listrik memutar roda mobil.
Baca juga :
4. Perbedaan pada karakteristik penggunaan
Mobil hybrid bisa bergerak dan melaju hanya dengan menggunakan motor listrik saja. Disaat yang sama mesin ICE pada mobil hybrid bisa di nonaktifkan. Hal ini tentunya tidak saja berdampak pada konsumsi bahan bakar, melainkan juga pada karakterisktik penggunaan kendaraan. Salah satunya adalah noise / suara berisik yang dihasilkan.
Untuk hal yang satu ini, mobil hybrid bisa menjadi lebih senyap dan lebih halus suaranya jika dibandingkan dengan mobil konnvensional saat dikendarai.
5. Perbedaan harga
Untuk saat ini, mobil hybrid memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan mobil konvensional untuk tipe yang sama. Salah satu alasannya adalah mahalnya komponen battery yang digunakan untuk mobil hybrid, belum lagi penambahan generator, motor listrik, power control unit untuk pegatur dan tenaga penggeraknya.
Bayangkan saja, untuk sebuah battery mobil hybrid, bisa dibandrol dengan harga tidak kurang dari 100 juta. Terlebih, jika model battery yang digunakan adalah tipe Lithium-ion battery yang dalam kapasitas besar bisa berharga lebih dari 150 juta.
Oleh karena itu, untuk saat ini, harga mobil yang ditawarkan untuk sebuah mobil hybrid akan lebih mahal dibanding dengan mobil konvensional dengan tipe yang sama.
Nah, demikianlah artikel tentang perbedaan mobil hybrid dengan konvensional yang bisa ombro sampaikan, semoga artikel ini bisa menambah wawasan sobat sekalian.
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Info-Otomotif